Mahasiswi Lulusan Terbaik UMK Kudus Ngaku Dapat Perundungan Dari Wakil Rektor.


 

KUDUS - Seorang mahasiswi lulusan terbaik jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di Universitas Muria Kudus mengaku mendapatkan kekerasan verbal dari salah satu wakil rektor. Video pengakuan mahasiswi bernama Annisya' Qona'ah itu beredar di media sosial.

Annisya merupakan mahasiswa PGSD Universitas Muria Kudus. Dia menjadi salah satu mahasiswa terbaik dengan nilai IPK 3,97 yang telah diwisuda bersama 806 mahasiswa lainnya, Selasa (30/5) kemarin.




Usai wisuda, Annisya membuat pengakuan mengejutkan. Dia mengaku mendapatkan kekerasan verbal dari salah satu wakil rektor Universitas Muria Kudus (UMK).


Video pengakuan Annisya itu beredar di media sosial. Dalam video itu Annisya menyayangkan kejadian oleh wakil rektor yang disebutnya telah melakukan kekerasan verbal terhadap dirinya.


Annisya mengaku kejadian berawal saat dirinya membacakan pidato yang berisi pemecatan salah satu kepala program pendidikan (Kaprodi) PGSD bernama Siti Masfuah. Menurutnya, Siti dipecat oleh pihak yayasan tanpa alasan yang jelas.


"Nah pada petisi pemecahan kemarin 9 Mei 2023, saya berkesempatan menyampaikan pidato. Di akhir pidato tersebut saya membacakan puisi yang tentang mengapa ditariknya Bu Masfuah," jelas Annisya 


Puisi berisi pembelaan Annisya terhadap Siti Masfuah itu sontak menjadi perbincangan di kalangan kampus. Hingga akhirnya kini Siti Masfuah kembali menjadi dosen PGSD.


Saat mengikuti gladi bersih wisuda universitas pada Senin (29/5), Annisya mengaku didatangi salah satu wakil rektor yang menanyakan apakah dirinya akan kembali membacakan puisi serupa.


"Saat itu ada wakil rektor itu, nah beliau menghampiri saya, tanya sama saya, yang saya dengar itu 'kamu Annisya dari PGSD, kamu baca puisi lagi tidak?'. 'Ndak', saya jawab itu," terang dia.


"Awalnya saya tidak tahu disuruh membaca puisi atau apa tidak tahu, saya sempat bingung, saya linglung, saya ditanya tiga kali, diulangi, 'apakah ya kalau kamu melakukan itu, nah mungkin kamu terlihat dari sini nanti saya keluar dari sini'," ujar Annisya menirukan kata-kata wakil rektor itu.


Annisya mengaku juga sempat ditanya siapa yang akan datang ke wisudanya. Namun karena Annisya sudah tidak memiliki orang tua, dirinya yang menjawab yang datang saat wisuda adalah kakaknya.


Saat itu, muncul kata kunci rektor itu yang kurang pas menurut Annisya.


"Terus tanya lagi, 'besok yang datang siapa?', 'kakak saya', 'lha orang tuamu mana?', terus saya jawab 'orang tua saya sudah meninggal'. Nah saya ingat beliau (bilang) 'ora duwe wong tua kok wani-wani' (tidak punya orang tua kok berani-berani)," ujar Annisya.


“Terus sempat ngomong terus, sampai tanya alamat saya, sampai disuruh buka masker lihat wajah saya, terus akhirnya pergi,” lanjutnya.


Meski menyayangkan sikap wakil rektor itu, Annisya menganggap permasalahan tersebut telah selesai. Apalagi yang bersangkutan telah menyerahkan ijazah kepada dirinya saat wisuda.


"Kalau mediasi belum. Karena kemarin wisuda ribet belum ada (mediasi). Tapi waktu wisuda ketemu, yang mengasihkan ijazah beliau. Bilang ucapkan selamat, itu saja. Terus saya bilang terima kasih," ungkap dia.


(Edy Putra)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama