,
JEPARA - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jepara menginisiasi program Sinergisitas Gerakan Menekan Kematian Ibu dan Bayi (SING GEMATI). Program sosialisasi tersebut dilaksanakan di Gedung Shima pada Rabu, 24/05/2023.
Hadir sebagai narasumber yakni Sekda Kabupaten Jepara Edy Sujatmiko dan moderator Arif Darmawan selaku Kepala Diskominfo Kabupaten Jepara.
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) bukan hanya merupakan indikator kesehatan ibu dan anak, namun juga dapat menggambarkan tingkat akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaan program kesehatan. Data jumlah ibu hamil di Kabupaten Jepara tahun 2022 adalah 20.841, sedangkan jumlah bayi baru lahir sebanyak 18.637 bayi. Berdasarkan data laporan kematian ibu dan bayi tahun 2022 di Kabupaten Jepara, tercatat jumlah kematian ibu sebesar 13 kasus dari target 14 kasus dan angka kematian bayi sebesar 4,24 dari target 5,15.
Penyebab tingginya AKI yang paling banyak adalah karena hipertensi, dimana kondisi ibu hamil di awal Trimester (TM) II dan III adalah pola makan yang tidak sesuai dan nutrisi yang kurang, asupan ibu hamil yang seharusnya tinggi protein dan sesuai komposisi, berganti dengan makanan tinggi karbohidrat dan natrium tinggi, hal tersebut yang menyebabkan ibu hamil mengalami peningkatan tekanan darah dan kelebihan berat badan di TM III.
Pj Bupati Jepara Edy Supriyanta meminta pada jajarannya khususnya Dinkes Jepara untuk konsisten menyelesaikan permasalahan tersebut. Permasalahan stunting yang menjadi prioritas nasional juga perlu diperhatikan.
“Saya minta sinergitas gerakan menekan kematian bayi dan ibu ini serentak kami perhatikan,” kata Edy.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara menekankan pentingnya dukungan lintas program dan lintas sektor terhadap penurunan AKI-AKB tersebut. Pasalnya, akses informasi kesehatan ibu dan anak (KIA) di masyarakat masih belum optimal. Kurangnya pemahaman masyarakat terkait risiko tinggi pada ibu hamil. Berdasarkan Laporan Program KIA tahun 2022, deteksi risiko dini tinggi yang ditemukan hanya oleh masyarakat sebanyak 1.400 (6,72%), sedangkan perkiraan sasaran ibu hamil risti yang dideteksi oleh masyarakat adalah 15%.
“Perlu adanya pengoptimalan dalam upaya percepatan penurunan AKI-AKB bersama stakeholder dan OPD teknis lainnya maupun masyarakat. Untuk itu diperlukan strategi SING GEMATI dalam upaya percepatan penurunan AKI-AKB dengan harapan dapat menekan kematian Ibu dan Bayi di Kabupaten Jepara,” kata Mudrikatun.
Ia juga menambahkan, regulasi daerah yang ada belum memberikan langkah pasti dan terprogram dalam pencegahan kasus AKI-AKB sehingga mengakibatkan tidak terealisasinya kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan anak.
Posting Komentar